Inpirasi Bu Dewi, GTT bertahun tahun Status Masih Honorer


Dewi Saat ditemui Tribun Jabar di sekolah tersebut di Jalan Ciliwung, Kota Bandung, Selasa (31/7/2018), tak terlihat Dewi mengeluh saat mengajar di kelas.


Raut muka ceria yang sesekali diselingi senyum dan tawa justru menghias wajah ibu empat anak itu.


Berikut rangkuman 7 fakta mengenai Dewi Kustini Kusasi.


1. Pernah Dua Kali Ikut Tes


Selama 22 tahun mengajar di SMKN 2 Bandung, Dewi sampai saat ini masih berstatus sebagai honorer'>guru honorer.


Bukan tak pernah berusaha agar bisa diangkat, perempuan yang telah kuliah Akta IV tahun 2008 ini sudah dua kali mencoba ikut tes agar bisa diangkat jadi ASN.


Dia pernah ikut tes sebagai guru bantu pada awal 2000-an dan tes untuk kategori dua (K2) tahun 2010, namun gagal.


2. Tak Pernah Merasa Kekurangan


Selama 22 tahun mengajar, dia pun mengaku tak pernah merasa kekurangan dalam hal bayaran yang diterima.


Saat ini, dalam sebulan, Dewi mengaku totalnya menerima sekitar Rp 2,7 juta.


Paling besar, dia mendapat jumlah upah itu dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.


"Enggak merasa sulit, enggak merasa juga kekurangan. Karena, dulu kan honornya sekian, tapi kondisi ekonominya juga sesuai. Misal, saya waktu awal masuk SMKN 2 tahun 1996 dapat Rp 80.000, tapi ongkos cuma Rp 500-1000 rupiah," ujarnya.


3. Alasan Bertahan


Meskipun beberapa rekan-rekan seprofesinya sudah diangkat jadi ASN, Dewi mengaku tidak mempermasalahkannya.


Faktor lingkungan sekolahnya yang bisa membuat dia bertahan mengajar di SMKN 2 Bandung.


"Ya memang mungkin ada hak yang enggak dapet. Misalkan, ada beberapa kali ya, ASN kan banyak (fasilitasnya), tunjangan mungkin ya. Tapi, saya bertahan di sini karena senang dengan lingkungannya. Senangnya ya dari rekan kerja, pimpinan, siswa-siswa. Pimpinan memperhatikan betul, siswa-siswanya juga bisa diatur. Kalau siswa susah diatur pasti sebagai guru, saya juga enggak nyaman," katanya.


4. Menjadi Guru Karena Orang Tua


Dewi mengaku menjadi guru awalnya bukan merupakan pilihan.


Dia dianjurkan oleh orang tuanya, terutama ayahnya yang merupakan dosen di UPI (dulu IKIP Bandung) untuk menjadi guru, pahlawan tanpa tanda jasa.


Orang tua Dewi, bukan tanpa alasan menginginkan putrinya menjadi guru.


Dengan menjadi guru, waktu bersama keluarga tidak akan tersita terlalu banyak.


5. Senang Berkomunikasi


Dewi pun menyanggupi permintaan orang tuanya itu lantaran dia sendiri menyukai pekerjaan yang membutuhkan banyak komunikasi.


Saat menjadi guru, dia mengaku senang bisa berkomunikasi dengan siswa.


"(Menjadi guru) kita bisa mencurahkan ilmu dan kasih sayang. Inilah dunia saya, bukan di belakang meja menulis. Saya suka beragam anak dan karakternya," katanya.


6. Pengalaman Berkesan


Selama 22 tahun mengajar di SMKN 2 Bandung, Dewi memiliki beberapa cerita mengesankan yang masih diingatnya.


Dia mengaku terkesan dengan dukungan kepala sekolahnya ketika dia mau mengajukan kuliah Akta IV di Universitas Langlangbuana tahun 2008.


7. Ikhlas Walaupun Tak Diangkat


Dewi yang akan mengakhiri masa kerjanya tahun 2024, mengaku hanya ingin bisa lebih baik lagi dalam hal mengajar.


Dia pun ikhlas tidak diangkat jadi ASN atau apabila nanti tugasnya sudah berakhir sebagai guru, dia tak mendapatkan uang pensiun.


"Enggak apa-apa lah. Ikhlas," kata Sarjana Ekonomi Universitas Pasundan ini sembari tersenyum.


sumber



Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Inpirasi Bu Dewi, GTT bertahun tahun Status Masih Honorer"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel